Home » » Jantung

Jantung


Malam pertengahan bulan Ramadhan tahun 1427 H/2006 M semuanya bermula. Saat itu, Hj. Musrifah yang sedang membersihkan Warteg (Warung Tegal)-nya tiba-tiba merasa kesakitan dan akhirnya terjatuh tak sadarkan diri. Oleh keluarga ia segera dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Di rumah sakit itu dokter menyatakan pedagang warteg yang asli Tegal itu terkena serangan jantung dan kondisinya cukup kronis. Mendengar kenyataan itu keluarganya panik. Kedua anak laki-lakinya sampai memukul-mukul dinding seperti orang mengamuk, seakan tak bisa menerima kenyataan yang menimpa sang ibu.

Ketika kondisinya mulai membaik dokter spesialis menyarankan untuk dilakukan penyinaran laser pada jantungnya. Karena ingin sembuh saran itu pun diiyakan oleh keluarga dan segera dilakukan. Tapi kenyataan yang mereka lihat jauh dari harapan. Tidak ada perubahan berarti bagi sang ibu. Kondisinya justru semakin parah.

Selanjutnya dokter yang sama menyarankan untuk dilakukan operasi pemasangan cincin sebanyak tujuh buah dengan biaya tak kurang dari seratus juta rupiah. Sang suami sempat bertanya, bagaimana jaminan kesembuhan bagi isterinya dengan pemasangan cincin itu? Jawaban yang diterima tidak membuat lega. Dokter hanya memberi harapan 40 persen kesembuhan bagi sang istri tercinta.
Dengan harapan yang kecil itu akhirnya mereka menolak operasi yang ditawarkan. Mereka memilih rawat jalan bagi sang ibu. Dan, kesehatan pun dirasakan mulai memulih.



Bulan Desember 2006 Hj. Musrifah pulang ke Tegal untuk beristirahat. Saat berlibur di kampung halamannya ini penyakitnya kambuh, bahkan lebih parah dan menyedihkan. Ia mengalami koma. Kedua matanya tertutup rapat. Mulutnya terkatup dengan gigi saling menggigit. Badannya terlihat sangat lemas dan lemah. Kedua tangannya terus bergetar reflek tanpa control. Dengan kondisi seperti ini, saat dirawat di rumah sakit ia sama sekali tak melihat dan tahu siapa yang ada di sekitarnya dan siapa yang datang menjenguknya. Semua anak dan keluarga di Jakarta segera ditelepon dan diminta untuk segera pulang. Khawatir ini adalah saat-saat terakhir hidup sang ibu.

Di rumah sakit  Hj. Musrifah ditangani oleh seorang dokter spesialis jantung dan seorang spesialis penyakit dalam. Ia disarankan untuk menjalani operasi by pass. Namun karena jaminan kesehatan sang ibu tidak cukup diharapkan, lagi-lagi keluarga menolak dan membawa pulang paksa sang ibu.

Di rumah, atas nasehat seorang tokoh agama, setiap hari usai shalat magrib ia dibacakan Surat Yasin sebanyak 41 kali selama 41 hari. Kurang lebih setengah bulan amalan itu dilakukan sang ibu mulai sadar, namun tubuhnya masih terasa sangat lemah dan tak bisa bergerak, kecuali kedua tangannya yang terus bergetar.

Sabtu malam Minggu, 17 Pebruari 2007, salah satu anak laki-lakinya bertandang ke rumah salah seorang temannya yang dulu pernah belajar bersama di salah satu pesantren di Solo. Kepada temannya  ia menceritakan hal ihwal sang ibu. Mendengar itu, sang teman  menganjurkan untuk mengkonsumsi  Jeli Gamat  Spirulina dengan dosis Jeli Gamat 3x2 sdm/hr dan Spirulina 3x3 tbl/hr.

Semula sang ayah dan ibu ragu. Namun setelah diyakinkan oleh anaknya sang ibu pun mangasup kedua produk suplemen itu. "Mulanya pada hari senin pagi, tanggal 19 Pebruari 2007," kata Imam, anak lelaki yang membawa Jeli Gamat dan Spirulina itu.

Sesuatu yang tak diduga terjadi beberapa menit setelah mengasup produk yang terbuat dari teripang dan ganggang laut itu. Tangan Hj. Musrifah tak lagi bergetar, namun di sisi lain ia merasakan di dalam lengan tangannya seperti ada sesuatu yang bergerak. Keluarga bertanya-tanya; apakah ini reaksi positif dari makanan suplemen itu?

Dua jam kemudian, sesuatu yang tak disangka kembali terjadi. Sang ibu minta makan. Padahal sebelumnya sangat sulit untuk memberi makan kepadanya. Kini ia sendiri yang meminta makan dan habis cukup banyak. Keluarga bertambah yakin. Harapan akan kesembuhan orang yang paling mereka cintai mulai menyapa.

Sore harinya, pada hari yang sama, ia dibawa ke dua dokter spesialis jantung dan spesialis internis yang dulu merawatnya di rumah sakit. Apa kata dokter? Sebuah pernyataan yang membahagiakan. Kondisi jantungnya dianggap mulai membaik dan cukup diberi vitamin saja.

Tiga hari mengkonsumsi Gamat dan Spirulina Hj. Musrifah mulai bisa bangun tidur dengan enak, tubuhnya terasa segar, dan kakinya sudah bisa digerak-gerakkan. Genap seminggu mengkonsumsi ia sudah bisa berjalan meskipun masih harus digandeng. Pada hari yang kesepuluh ia sudah bisa berjalan sendiri tanpa digandeng. Wajahnya nampak berseri, tubuhnya terlihat segar. Meskipun di bagian dadanya sesekali masih terasa sedikit sakit

Saat kembali kontrol kedua dokter yang menanganinya tercengang melihat kondisi sang pasien sudah mengalami perubahan dalam waktu yang relativ singkat. Dua minggu mengkonsumsi gamat dan spirulina Hj. Musrifah sudah melakukan banyak aktifitas; menyapu, memasak, bermain ke rumah tetangga dan sebagainya. Kini, saat tulisan ini ditulis, Hj. Musrifah terus mengkonsumsi Gamat dan Spirulina sesuai dosis yang disarankan. Ia berharap tak lama lagi akan segera mendapatkan kesehatannya yang dulu nyaris hilang. Ia sangat bersyukur. Dan untuk menunjukkan rasa syukurnya ia menganjurkan kepada beberapa keluarganya yang sedang sakit untuk menkonsumsi produk hasil laut ini.  Alhamdulillah.

Nama               : Hj. Musrifah
Usia                 : 55 tahun
Pekerjaan         : Pengusaha Warteg
Alamat            : Ds. Kaligangsa, Tegal

0 komentar:

Posting Komentar

Yazid Muttaqin

JL. KH. Iskhak RT 3 RW 3 Kota Tegal
No. HP: 0853 2807 4498
WA: 0853 2807 4498
BBM: 7FA7A5C9

PRODUK